JellyPages.com

Desember 30, 2013

Pajak Masukan dan Pajak Keluaran


Pajak Masukan adalah Pajak Pertambahan Nilai yang seharusnya sudah dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak karena:
  1. perolehan Barang Kena Pajak
  2. perolehan Jasa Kena Pajak
  3. pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean
  4. pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean
  5. impor Barang Kena Pajak.
Pajak Keluaran adalah Pajak Pertambahan Nilai yang wajib dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan:
  1. penyerahan Barang Kena Pajak,
  2. penyerahan Jasa Kena Pajak,
  3. ekspor Barang Kena Pajak Berwujud,
  4. ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud,
  5. ekspor Jasa Kena Pajak

 

Pengertian PPh 22,23, dan 24

PPh pasal 22
PPh pasal 22 membahas tentang penghasilan yang berasal dari penjualan pada instansi pemerintah, impor, dan industri tertentu (industri rokok, industri kertas, industri otomotif, industri semen, industri baja, Pertamina Bulog untuk tepung terigu dan gula pasir).
Tarif PPh pasal 22 atas penjualan instansi pemerintah :
PPh pasal 22 bendaharawan = 1,5% x nilai penjualan
Tarif PPh pasal 22 atas impor :
1.     Bila importir memiliki API (Angka Pengenal Impor)
PPh pasal 22 impor = 2,5% x nilai impor
2.    Bila importir tidak memiliki API
PPh pasal 22 impor = 7,5% x nilai impor

PPh pasal 23
PPh pasal 23 membahas tentang penghasilan yang diperoleh dari penggunaan harta atau modal (deviden, bunga, royalti, hadiah penghargaan, sewa, dan jasa).
1.     Deviden, royalti, bunga, hadiah penghargaan
PPh pasal 23 = 15% x penghasilan bruto
2.    Sewa dan jasa
PPh pasal 23 = 2% x penghasilan bruto

PPh pasal 24

PPh pasal 24 membahas tentang penghasilan yang berasal dari luar negeri. Pada prinsinya dalam PPh pasal 24 adalah mencari besarnya pajak yang bisa dikreditkan dengan jalan membandingkan antara pajak yang dipungut di luar negeri dengan batas maksimum kredit pajak dipilih yang terkecil.

Batas maksimum kredit pajak = penghasilan dari luar negeri/ PKP x PPh terutang

contoh perhitungan kredit PPh Luar Negeri dan Batas Maksimum Kredit Pajak Luar Negeri




PT X berkedudukan di Jakarta memperoleh penghasilan neto dalam tahun 2012 adalah sbb :
-
Penghasilan neto dari dalam negeri sebesar Rp 8.000.000.000,00.
-
Di Singapura memperoleh penghasilan (laba neto) Rp 2.000.000.000,00, dimana PPh yang dibayar di Singapura sebesar Rp 800.000.000,00
-
Di Vietnam memperoleh penghasilan (laba neto) sebesar Rp 6.000.000.000,00, dimana PPh yang dibyar sebesar
Rp 1.500.000.000,00
-
Di Malaysia menderita kerugian (rugi neto) sebesar Rp 5.000.000.000,00.
Perhitungan Kredit PPh Luar Negeri-nya adalah sbb :
Penghasilan neto dalam negeri
 Rp
8.000.000.000,00  
Penghasilan neto dari Singapura
 Rp
2.000.000.000,00  
Penghasilan neto dari Vietnam
 Rp
6.000.000.000,00  
       ________________  
Jumlah Penghasilan Neto
 Rp
      16.000.000.000,00  
    ________________  
Rugi neto yang berasal dari Malaysia tidak boleh digabung (tidak diakui).
Perhitunga PPh Terutang :
10% x Rp 50.000.000,00
Rp
5.000.000,00  
15% x Rp 50.000.000,00
Rp
7.500.000,00  
30% x Rp 15.900.000.000,00
Rp
4.770.000.000,00  
    _______________  
 
Rp
4.782.500.000,00  
Batas Maksimum Kredit Pajak Luar Negeri :
-
Singapura = (2 Milyar / 16 Milyar) x Rp 4.782.500.000,00 = Rp 597.812.500,00
PPh yang dapat dikreditkan hanya Rp 597.812.500,00 meskipun secara nyata membayar PPh di Singapura sebesar Rp 800.000.000,00. Sisanya tidak boleh dikompensasi ke tahun berikutnya, direstitusi, maupun dibebankan sebagai biaya.
-
Vietnam = (6 Milyar / 16 Milyar) x Rp 4.782.500.000,00 =Rp 1.793.437.500,00.
PPh yang dapat dikreditkan sebesar Rp 1.500.000.000,00 (sebesar yang nyata-nyata dibayar/terutang di Vietnam).
2. Contoh 2 :
PT Y berkedudukan di Surabaya memperoleh penghasilan neto dalam tahun 2012 sbb :
-
Penghasilan neto (rugi) di dalam negeri
Rp
(600.000.000,00)  
-
Penghasilan neto dari usaha di Philipina
Rp
3.000.000.000,00  
-
    _______________  
-
Jumlah
Rp
2.400.000.000,00  
-
PPh yang terutang di Philipina sebesar
Rp .
1.200.000.000,00  
Perhitungan Kredit Pajak Luar Negeri :
Jumlah Penghasilan Neto (Penghasilan Kena Pajak)Rp 2.400.000.000,00
PPh Terutang :
10% x Rp 50.000.000,00
= Rp
5.000.000,00
 
15% x Rp 50.000.000,00
= Rp
7.500.000,00
 
30% x Rp 2.300.000.000,00
= Rp
690.000.000,00
 
   
____________
 
 
Rp
702.500.000,00
 
Batas Maksimum Kredit Pajak Luar Negeri :
Karena jumlah Penghasilan Kena Pajaknya lebih kecil dari pada Penghasilan Neto dari Luar Negeri (di Dalam Negeri mengalami kerugian), maka maksimum Kredit Pajak Luar Negeri adalah sama dengan jumlah PPh yang terutang, yaitu Rp 702.500.000,00. PPh yang telah dibayar di Philipina adalah sebesar Rp 1.200.000.000,00, sehingga terdapat sisa sebesar Rp 497.500.000,00, yang tidak dapat dikompensasi ke tahun berikutnya, direstitusi, maupun diakui sebagai biaya.

sumber : pajak online.com

Desember 29, 2013

Cara Perhitungan PPh 21 terbaru

Seperti yang telah kita ketahui, mulai bulan Januari 2013, Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) telah berubah. Sekarang untuk Wajib Pajak yang berstatus tidak kawin dan tidak mempunyai tanggungan jumlah PTKP-nya sebesar Rp 24.300.000,00 atau setara dengan Rp 2.025.000,00 per bulan. Dengan adanya perubahan itu, tatacara penghitungan PPh Pasal 21 juga mengalami perubahan. Perubahan itu diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-31/PJ/2012 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26 Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi.
Dalam aturan baru tersebut, yang berkewajiban melakukan Pemotongan PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 adalah pemberi kerja, bendahara atau pemegang kas pemerintah, yang membayarkan gaji, upah dan sejenisnya dalam bentuk apapun sepanjang berkaitan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan; dana pensiun, badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja, dan badan-badan lain yang membayar uang pensiun secara berkala dan tunjangan hari tua atau jaminan hari tua; orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas serta badan yang membayar honorarium, komisi atau pembayaran lain dengan kondisi tertentu dan penyelenggara kegiatan, termasuk badan pemerintah, organisasi yang bersifat nasional dan internasional, perkumpulan, orang pribadi serta lembaga lainnya yang menyelenggarakan kegiatan, yang membayar honorarium, hadiah, atau penghargaan dalam bentuk apapun kepada Wajib Pajak orang pribadi berkenaan dengan suatu kegiatan.
Penghitungan PPh Pasal 21 menurut aturan yang baru tersebut, dibedakan menjadi 6 macam, yaitu : PPh Pasal 21 untuk Pegawai tetap dan penerima pensiun berkala; PPh pasal 21 untuk pegawai  tidak tetap atau tenaga kerja lepas; PPh pasal 21 bagi anggota dewan pengawas atau dewan komisaris yang tidak merangkap sebagai pegawai tetap, penerima imbalan lain yang bersifat tidak teratur, dan peserta program pensiun yang masih berstatus sebagai pegawai yang menarik dana pensiun.  Di kesempatan ini akan dipaparkan tentang contoh perhitungan PPh pasal 21 untuk Pegawai Tetap dan Penerima Pensiun Berkala.
Penghitungan PPh Pasal 21 untuk pegawai tetap dan penerima pensiun berkala dibedakan menjadi 2 (dua): Penghitungan PPh Pasal 21 masa atau bulanan yang rutin dilakukan setiap bulan dan Penghitungan kembali yang dilakukan setiap masa pajak Desember (atau masa pajak dimana pegawai berhenti bekerja).
Berikut disampaikan contoh sebagai mana tercantum dalam peraturan tersebut.
Budi Karyanto pegawai pada perusahaan PT Candra Kirana, menikah tanpa anak, memperoleh gaji sebulan Rp3.000.000,00. PT Candra Kirana mengikuti program Jamsostek, premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing 0,50% dan 0,30% dari gaji. PT Candra Kirana menanggung iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar 3,70% dari gaji sedangkan Budi Karyanto membayar iuran Jaminan Hari Tua sebesar 2,00% dari gaji setiap bulan. Disamping itu PT Candra Kirana juga mengikuti program pensiun untuk pegawainya. PT Candra Kirana membayar iuran pensiun untuk Budi Karyanto ke dana pensiun, yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, setiap bulan sebesar Rp100.000,00, sedangkan Budi Karyanto membayar iuran pensiun sebesar Rp50.000,00. Pada bulan Juli 2013 Budi Karyanto hanya menerima pembayaran berupa gaji.  Penghitungan PPh Pasal 21 bulan Juli 2013 adalah sebagai berikut:
Gaji   3.000.000,00
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja       15.000,00
Premi Jaminan Kematian   9.000,00
Penghasilan bruto   3.024.000,00
Pengurangan    
1. Biaya jabatan    
5%x3.024.000,00 151.200,00  
2. Iuran Pensiun 50.000,00  
3. Iuran Jaminan Hari Tua 60.000,00  
    261.200,00
Penghasilan neto sebulan   2.762.800,00
Penghasilan neto setahun    
12x2.762.800,00   33.153.600,00
PTKP    
- untuk WP sendiri 24.300.000,00  
- tambahan WP kawin 2.025.000,00  
    26.325.000,00
Penghasilan Kena Pajak setahun   6.828.600,00
Pembulatan   6.828.000,00
PPh terutang    
5%x6.828.000,00 341.400,00  
PPh Pasal 21 bulan Juli    
341.400,00 : 12   28.452,00
Catatan:
  • Biaya Jabatan adalah biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang dapat dikurangkan dari penghasilan setiap orang yang bekerja sebagai pegawai tetap tanpa memandang mempunyai jabatan ataupun tidak.
  • Contoh di atas berlaku apabila pegawai yang bersangkutan sudah memiliki NPWP. Dalam hal pegawai yang bersangkutan belum memiliki NPWP, maka jumlah PPh Pasal 21 yang harus dipotong pada bulan Juli adalah sebesar: 120% x Rp28.452,00=Rp 34.140,00


    sumber : pajak.co.id

Desember 28, 2013

Cara Mengobati Sakit Perut Secara Alami

 Sakit perut merupakan sakit pada bagian perut, ini sudah biasa dalam kehidupan sehari - hari. Biasanya sakit perut saat buang air besar, sakit perut dikarenakan angin yang mengganjal di usus dan lambung.

Cara Mengobati Sakit Perut Secara Alami

1. Ketumbar

Untuk mengobati sakit perut yang anda alami, anda bisa menggunakan ketumbar. Caranya cukup siapkan biji ketumbar, bawang merah, daun katuk dan buah pinang secukupnya. Kemudian tumbuklah semua bahan sampai halus. Selanjutnya tambahkan sedikit air dan aduk sampai tercampur rata. Kemudian tempelkanlah ramuan tersebut pada bagian perut anda yang terasa sakit.


2. Daun Jarak

Selain menggunakan ketumbar, anda juga bisa menggunakan daun jarak untuk mengobati sakit perut yang anda alami. Caranya cukup ambil beberapa lembar daun jarak kemudian hangatkan atau dikukus. Campurlah dengan minyak kelapa kemudian dipilin-pilin hingga tercium aroma daun jarak. Tempelkan ramuan ini ada pusar anda.

3. Teh

Selain sebagai minuman, teh juga bermanfaat untuk mengobati sakit perut yang anda alami. Caranya cukup siapkan teh hangat dan tambahkan sedikit gula (jangan terlalu banyak), minumlah selagi hangat. Teh hangat dan minuman hangat lainnya bermanfaat untuk menetralisir gas penyebab sakit perut di area perut anda.


4. Bawang Merah

Selain sebagai bahan masakan, bawang juga dimanfaatkan sebagai obat yaitu obat sakit perut. Caranya cukup parut bawang merah hingga halus. Campurlah dengan sedikit minyak makan atau bisa diganti dengan minyak telon. Kemudian tempelkan ramuan tersebut pada pusar dan area perut anda. 


5. Temu lawak

Temu lawak memang dikenal sebagai tanaman obat, terutama obat untuk menambah nafsu makan. Namun siapa sangka ternyata temu lawak juga dapat dimanfaatkan untuk mengobati sakit perut. Caranya cukup ambil sedikit ruas temu lawak kemudian dimakan sambil dikunyah-kunyah. Dengan mengkonsumsi temu lawak tersebut akan membuat angin pada perut anda keluar sehingga sakit perut pun hilang.


Cara-cara untuk mengobati sakit perut diatas efektif untuk mengobati sakit perut yang diakibatkan oleh gangguan angin. Namun jika sakit perut yang anda rasakan akibat dari penyakit lain seperti kanker dan penyumbatan usus buntu maka sebaiknya anda segera memeriksakan diri anda ke dokter agar mendapatkan perawatan medis.


Itulah beberapa informasi mengenai cara mengobati sakit perut secara alami.

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PADA C59


C59 merupakan kependekan dari Caladi Lima Sembilan, ini merupakan nama salah satu gang di kota Bandung. Ditempat ini Marius Widyarto Wiwied yang lebih dikenal dengan nama Wiwied memulai usahanya dalam bidang industri garmen khususnya tshirt printing (kaos oblong sablon). Usaha garmen ini dimulai pada tahun 1980, pada awalnya berbentuk badan usaha perseorangan dengan modal awal sebesar Rp. 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah). Modal awal ini diperoleh dari hasil penjualan kado perkawinan Wiwied dengan Maria, istrinya yang dinikahi pada tahun 1980. Modal sebesar itu digunakan untuk membeli 2 unit mesin jahit dan 1 unit mesin obras, juga bagi modal kerja untuk belanja bahan baku dan upah.
MATERIAL
PROSES PRODUKSI
1. POTONG
Proses potong merupakan proses pertama yg dilakukan, dalam proses ini keterangan pada lembar kerja di realisasikan ke dalam bentuk potongan kaos sesuai dengan model yang di minta. Jumlah potongan yang dapat dihasilkan dalam sehari kurang lebih 2500 potong untuk oblong biasa (sport/reglan). Tata cara yang biasa dilakukan oleh operator potong sebelum kain tersebut di potong adalah sebagai berikut:
1. Memeriksa lembar perintah kerja potong, yang bertujuan untuk mempersiapkan jenis bahan/kain yang di potong sesuai dengan permintaan.
2. Bahan yang sudah di siapkan tersebut, dihampar pada meja potong sampai dengan jumlah potongan yang diminta
3. Di pola, yaitu bahan tersebut di gambar model nya di atas kain yang paling atas dengan memakai sejenis kapur.
4. Cutting, yaitu bahan yang sudah di pola tersebut di potong mengikuti pola yang sudah ada.
5. Bahan yang sudah di potong dipisah-pisah sesuai keterangan warna bahan per order, karena pada saat memotong bisa terdiri daribeberapa order. Bahan tersebut selanjutnya diberi kode dengan menempelkan nomor order pada selembar kertas di ujung ikatan kain, supaya tidak tercampur.
2. SORTIR
Tujuan dari proses sortir ini adalah untuk menghindari adanya cacat kain, sebelum bahan tersebut di sablon baik berupa goresan maupun lubang-lubang, juga untuk lebih memudahkan bagian sablon dalam proses printing, karena di bagian sortir badan kain yang akan di sablon sudah dipisah sesuai keterangan pada LEMBAR KERJA ORDER.
3. GAMBAR
Dari sekian yang ada nampaknya bagian ini yang paling vital, karena didalamnya terdapat beberapa unsur yang sangat berhubungan dengan bagian yang lainnya, mulai dari afdruk, stel, sablon serta keindahan dari gambar yang di hasilkan. Waktu yang diperlukan untuk bagian ini dalam kondisi normal adalah 2-3 hari.
4. AFDRUK
Untuk gambar yang sudah menjadi klise berarti sudah siap untuk di afdruk, klise tersebut harusdi sortir
dahulu yang bertujuan untuk menentukan ukuran screen yang akan di pakai.
Penentuan ukuran screen ini di sesuaikan dengan besarnya gambar yang akan di cetak.
Dalam proses afdruk ada beberapa tahap yang harus di tembuh sebelum screen siap di stel, diantaranya:
-Penyortiran gambar(seperti di uraian di atas)
-Pemolesan screen dengan SUPER-X yang bertujuan agar gambar dari klise yang akan di afdruk bisa keluar, teta[l terlebih dahulu harus di keringkan lagi setelah proses pemolesan tersebut. -Penyinaran, yang bertujuan menyinari screen yang sudah di tempeli dengan klise agar gambarnya bisa keluar/ ada dalam screen.
-Penyemprotan, dalam tahap ini screen yang sudah selesai disinari disemprot dengan air agar partikel-partikel screen(monil) dapat lepas sehingga membentuk gambar seperti pada klise. Dalam proses ini operator harus berhati-hati supaya screen tidak sampai jebol/rusak.
-Pengeringan sekaligus penambalan. Screen yang masih dalam keadaan basah setelah di semprot di jemur/di oven agar cepat kering, yang selanjutnya screen tersebut di tambal dengan sejenis obat yang berguna mentup screen yang bocor dan bila mana proses tersebut sudah selesai berarti sudah siap untuk di stel.
5. STEL
Tujuan dari proses ini agar ganbar yang di sablon letak gambarnya bisa pas antara tiap warna, karnena dalam satu gambar bisa terdiri dari beberapa warna. Cara yang biasa dilakukan biasanya dengan mencoba menyablonnya pada selembar kain putih agar hasil sablonnya bisa lebihjelas kelihatan. Kemudian tiap screen ya g akan di stel posisi gambarnya di buat pas dengan gambarpada kain tersebut. Kapasitas stel normal sehari mulai dari pukul 08.00 sampai dengan pukul 16.00 WIB adalah 24 order. Waktu yang di perlukan proses ini l(satu)hari dalam kondisi normal.
6. SABLON
Proses ini dapat terlaksana bila didukung oleh 3 faktor yaitu bahan yang akan di sablon, obat,dan screen yang sudah di stel. Untuk setiap operator sablon didampingi oleh dua orang pembantu/knek, bila mana satu knek atau sebaliknya tidak hadir, proses tersebut tidak bisa jalan, sehingga kerjasama dan kekompakan sangat perlu pada bagian ini, mengingat system kerjanyaTEAM WORK. Kapasitas normal untuk bagian sablon per hari dapat mencapai 8.000 potong, sudah termasuk TS(tanpa sambungan) untuk interval waktu 24 jam
7. PRESS/SETERIKA
Pada tahap ini bahan yang sudah di sablon hams di press terlebih dahulu agar hasil sablonnya lebih bisa tahan lama dan tidak bau obat/cat sablon. Dalam proses ini nampaknya tidak terlalu banyak kendala yang berarti dan waktu yang diperlukan adalah l(satu) hari dengan kapasitas perhari mencapai 3.000-4.000 potong.
8. JAHIT/OBRAS
Bahan/kain yang sudah di sablon di sambung agar menjadi kaos yang sudah jadi(siap pakai). Perlu diketahui sebelum di obras kain yang siap tersebut dicocokkan dahulu kode bahannya, karena untuk setiap pemotongan bahan, warna kainnya tidak bisa samaftidak matching) baru setelah itu di bagikan ke operator obras/ jahit. Kemampuan rata-rata dari setiap operator obras dalam sehari, mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WIB adalah 125 potong.
Kemempuan rata-rata dari setiap operator zoom dalam sehari, mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WIB adalah 450 potong. Kemampuan rata-rata dari setiap operato tindes dalam sehari, mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WIB adalah 450 potong.
Jadi yang dimaksud dengan kapasitas normal untuk bagian obras/jahit ini adalah 1.800 potong per hari untuk oblong sport/raglan. Waktu yang diperlukan pada proses ini adala 2(dua)hari dalam kondisi normal, sedangkan untuk oblong krag, oblong model V dan sport tennis dapat memakan waktu yang . lebih lama pengerjaannya dari pada oblong biasa.
9. FINISHING
Tujuan dari proses ini adalah untuk membersihkan kaos /oblong dari benang atu pun kotor-kotor yang masih bisa di bersikan dan untuk merapihkan kaos/oblong tersebut dilipat untuk selanjutnya dimasukan kedalam plastic seal sampai dengan siap paket/kirim.
10. PAKET
Paket ini merupakan proses paling akhir dari rangkaian proses produksi yang ada, dan barang yang sudah packing dari bagian finishing dikirim ke setiap cabang dengan cara di kirim langsung oleh bagian ekspedisi/paket atau bisa dengan melalui jasa pengiriman
MONEY
Membahas mengenai jumlah produksi dan permintaan terhadap kaos C59 , saya akan mencoba memaparkan berapa banyak produksi dalam setahun dan jumlah permintaan kaos C59, serta dampak penentuan harga eceran tertinggi terhadap penjualan kaos C59 .
Dalam sebulan, produsen C59 dapat memproduksi sekitar 60 ribu pieces kaos, dengan rata – rata jumlah permintaan sekitar 40 ribu pieces, dan harga yang ditawarkan adalah Rp60 ribu / pieces. Jika digambarkan dalam bentuk kurva maka harga keseimbangan akan dicapai pada harga Rp60 ribu dan kuantitas barang sebanyak 40 ribu pieces . Oleh karena itu permintaan konsumen dapat terpenuh.
Untuk menghindari kenaikan harga kaos penjualan di setiap distro pemerintah menetapkan harga eceran tertinggi. Pemerintah menetapkan harga sebesar Rp 50000 ,  maka dampak dari penetapan harga eceran tertinggi itu adalah terjadinya shortage,karena dengan menurunnya harga kaos tersebut otomais jumlah permintaaan pun akan meningkat  , namun kapasitas produksi hanya mencapai 60.000 pieces/bulan . Oleh karena itu akan terjadi kekurangan kuantitas untuk memenuhi permintaan konsumen . Tetapi pada kenyataannya , produsen C59 dapat memenuhi jumlah permintaan konsumen , sehingga terjadi surplus barang . Untuk menangani surplus tersebut produsen C59 pun melakukan ekspor barang ke berbagai Negara , tidak hanya pasar lokal tapi pasar internasional.
Bersamaan dengan di bangunnya took retail (showroom) yang pertama di jalan Tikukur No.10. Pada tahun ini pula penjualan C59 semakin meningkat dengan dengan omzet di atas  Rp 1 miliar.
MACHINE
Tahun 1986 C59 beroprasi dengan 20 mesin jahit. Dan pada tahun 1990, C59 semakin berkembang dengan membangun pabrik dan fasilitas modern.
MAN
C59 telah membuka showroom di daerah lain,seperti Balikpapan, Bali,Yogya dan kota lain sehingga kini ia memiliki sekitar 600 outlet di Indonesia dengan mempekerjakan sekitar 4000 karyawan.
Source
http://informationtechnologycreative.blogspot.com/2012/01/sejarah-dan-produksi-c59.html
http://daraveriw.blogspot.com/2011/11/revolusi-kaos-c59.html
http://hettyherawati2704.wordpress.com/2012/03/01/laporan-praktik-kerja-lapangan-pkl-ke-sentra-usaha-tahu-susu-lembang-dan-c59/