A. Identitas artikel
1. Judul : AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN ORGANISASI PENGELOLA ZAKAT YAYASAN
DARUTTAQWA SEMARANG
2. Penulis : Nikmatuniayah
3. Jurnal :
ISSN 2089-3590
4. Volume : 3
5. Tahun :
2012
6. Nomor : 1
7. Halaman : 523 – 531
B. Latar belakang
Zakat berperan sebagai instrumen pemerataan pendapatan dalam mencapai perekonomian
berkeadilan. Berdasarkan jumlah umat muslim yang besar zakat infak dan shodaqoh
(ZIS) berpotensi memberdayakan ekonomi umat. Namun menurut Hafidudin, dalam hal
pengumpulan zakat umat muslim Indonesia yang berjumlah sekitar 183 juta, baru
terkumpul sekitar RP 217 miliar (Muhammad, Rifqi (2000). Adnan (2001)
menyatakan, bahwa rendahnya tingkat kolektibilitas dana zakat di Indonesia
disebabkan oleh dua hal. Pertama, masih rendahnya pengetahuan dan pemahaman
masyarakat tentang zakat. Hal ini terjadi karena lemahnya proses sosialisasi serta
proses pendidikan agama yang kurang menekankan akan pentingnya zakat dalam kehidupan
bermasyarakat. Kedua, terletak pada aspek kelembagaan zakat. Aspek kelembagaan
pengelola zakat ini bersumber dari variabel eksistensi dan profesionalisme organisasi
pengelola zakat (OPZ). Pemerintah mengukuhkan bahwa syarat Lembaga Amil Zakat
(LAZ) harus memiliki pembukuan yang baik. Pembukuan ini tercermin dalam laporan
keuangan yang dibuat oleh organisasi pengelola zakat (OPZ). Sebagai organisasi
nir laba, OPZ diharapkan bisa mengadopsi standar yang telah dibuat oleh Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.
45 tentang Pelaporan Keuangan Nir Laba, karena sampai saat ini belum ada
standar baru mengenai prosedur pelaporan keuangan OPZ yang dikeluarkan oleh
IAI. Melalui sistem akuntansi yang baik akan menghasilkan informasi yang bermanfaat
bagi pemakai laporan keuangan. Dengan menggunakan sistem informasi akuntansi
zakat, organisasi pengelola zakat dapat mencatat dan melaporkan arus zakat dengan
baik. Berdasarkan rekapan Laporan Zakat Yayasan Daruttaqwa pada akhir tahun 2010
telah diketahui, bahwa penerimaan ZIS telah mengalami kenaikan sebesar 15%. Suatu
kenaikan yang luar biasa mengingat kondisi perekonomian nasional yang masih krisis.
Pertumbuhan positif tersebut tentunya menumbuhkan kebutuhan masyarakat terhadap
akuntabilitas laporan zakat yang dibuat. Berdasarkan tingkat kebutuhan informasi
laporan zakat untuk publik sangat besar dirasakan oleh masyarakat, perlu dilakukan
transparansi dan akuntabilitas laporan keuangan organisasi pengelola zakat.
C. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana keadaan sumber dan penggunaan dana oleh
organisasi pengelola Zakat Yayasan Darutaqwa Semarang.
D. Rumusan masalah
Yayasan Daruttaqwa yang berlokasi di Kota Semarang
belum memiliki pengelolaan dana zakat yang baik. Bazis Daruttaqwa Kota Semarang
belum didukung dengan sistem akuntansi dan pelaporan zakat untuk publik yang
memadai. Berdasarkan survey awal diketahui bahwa yayasan Daruttaqwa belum
memiliki SOP dan flowchart yang lengkap. Penyusunan Laporan Keuangan Zakat
masih dibuat secara manual. Mengingat kenaikan penerimaan sumber ZIS yang cukup
pesat, pengelola membutuhkan suatu sistem informasi akuntansi zakat yang dapat
membantu proses penyusunan laporan keuangan zakat untuk publik.
E. Metode penelitian
Akuntabilitas timbul sebagai konsekuensi logis atas adanya hubungan
antara
manjemen (agent) dan pemilik (principal) sehingga muncul
hubungan yang dinamis berupa agent-principal relationship. Principal dalam
hal ini memberikan kewenangan
penuh pada agent untuk melakukan aktivitas operasi organisasi.
Sebagai konsekuensi atas wewenang ini, maka agen harus mempertanggungjawabkan
aktivitasnya kepada principal, Gray, Owen dan Mounders (1991;6)
mendefinisikan akuntabilitas sebagai the onus requirement or responsibility
to provide account (by no means necessarily a financial account) jor
reckoning of action of which one is held responsible. Di sini principal dalam
konteks pengelolaan keuangan zakat adalah pemberi amanah (muzaki) dan Tuhan.
Ini berarti bahwa manajemen pengelola (agent) harus mempertanggungjawabkan
atas penggunaan sumber daya kepada kedua pihak di atas. Sistem akuntansi
merupakan sekumpulan prosedur yang saling terkait satu sama lain dan membuat
sebuah standar yang sama dalam menjalankan tugas organisasi (Mulyadi, 1989;
Krimiaji, 2002). Berkaitan dengan prosedur yang merupakan subsistem,
diungkapkan adanya kelengkapan dari prosedur berupa flowchart dan alur otorisasi.
Prosedur yang diungkapkan dalam penelitian ini biasa disebut juga Standard
Operation Procedures (SOP). Flowchart merupakan diagram alur kerja yang memberikan
gambaran secara visual bagaimana prosedur dapat dijalankan. Berdasarkan penelitian
Rifki, Muhamad (2006) disebutkan bahwa, ”Hanya 37,5% OPZ yang memiliki flowchart
walaupun dalam kenyataannya belum semua prosedur yang telah disusun
memiliki flowchart yang lengkap.
F. Hasil
Yayasan Daruttaqwa yang mengelola pondok pesantren telah memiliki
kelembagaan sosial antara lain: panti asuhan, sekolah diniyah
(madrasah), pendidikan mulai dari SD (MI), SLTP (MTS), SLTA (MA), SMK dan
Perguruan Tinggi (kerja sama dengan Universitas Cendikia Karya Utama Semarang).
Untuk memenuhi semua kebutuhan operasi lembaga sosial tersebut Yayasan telah
menerima zakat infak dan shodaqoh dari masyarakat. Jumlah rata-rata penerimaan
zakat infak dan shodaqoh (ZIS) yang diterima Yayasan Daruttaqwa sekitar Rp.
45.000.000,00 sampai Rp. 50.000.000,00 per tahun. Berdasarkan data santri PP
Daruttaqwa 2010 jumlah santri yang tertanggung sebesar 434 orang santri. Dari
jumlah seluruh anak santri dan panti tersebar dalam pendidikan sebagai berikut:
Sekolah Dasar/MI (23%), MTS (41%), MA (27%), SMK (4%), Perguruan Tinggi (2%),
dan Hafalan Qur’an (3%).
Dokumen dan Catatan Akuntansi
Zakat
Dokumen digunakan untuk merekam data tentang aktivitas
bisnis. Dengan menggunakan dokumen tersebut, maka pengawasan terhadap
pengumpulan data dapat dilakukan antara lain dengan menggunakan nomor dokumen
yang telah tercetak secara urut (pre-numbered) di sebelah kanan atas
dokumen. Penerimaan ZIS direkam ke dalam bukti penerimaan dan diposting di
jurnal penerimaan ZIS. Penjurnalan dibuat untuk setiap transaksi dengan
menyebut rekening yang didebit dan dikredit berikut nilai rupiahnya.
Selanjutnya buku besar digunakan untuk meringkas data keuangan termasuk saldo
terkini untuk setiap individu rekening. Buku besar berisi ikhtisar data untuk
setiap jenis aktiva, kewajiban, modal. Pendapatan, dan biaya yang dimiliki oleh
sebuah organisasi.
Laporan yang dihasilkan
Di Indonesia pelaporan sumber dan penggunaan dana
zakat oleh Amil untuk public belum umum. Hanya beberapa badan Amil yang sudah
terorganisir yang sudah membuat (seperti Rumah Zakat, BAZIS, Dompet Dhuafa, Pos
Keadilan Umat). Berikut bentuk Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat (gambar
3) dan Neraca (gambar 4) yang diupdate dari Budgeting and Accounting
For Disaster Recovery Plan, Isgiyarta Jaka dan Fuad (2007).
Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Zakat
Sistem informasi akuntansi zakat dapat digambarkan
melalui data flow diagram (DFD) dan flowchart (bagan alir). Berdasarkan data
flow diagram (gambar 5) dapat digambarkan arus data berawal dari muzaki yang membayar
zakat dan menerima bukti penerimaan. Selanjutnya oleh pengelola zakat dicatat
dan diposting dalam buku penerimaan zakat. Kas yang diterima langsung disetor
ke bank syariah yang ditunjuk, kemudian disalurkan ke penerima yang berhak.
Setiap bulan pengelola membuat laporan keuangan untuk dipublikasikan kepada
publik.
Kemudian bagan alir dokumen (flowchart) menggambarkan
prosedur penerimaan ZIS (gambar 6) yang diterima pengelola. Zakat diterima oleh
bagian penerimaan dengan membuat bukti kas masuk (BKM), lalu bagian akuntansi
mencatat ke dalam jurnal penerimaan zakat dan membuat laporan akhir periode.
Pada gambar 7 dapat dilihat prosedur pengeluaran ZIS yang disalurkan ke fakir
miskin, amil, muallaf, orang memerdekakan budak, gharimin, fisabilillah, dan
ibnu sabil. Zakat dikeluarkan oleh bagian pengeluaran dengan membuat nota
pengeluaran. Selanjutnya bagian akuntansi mencatat transaksi tersebut ke dalam
jurnal pengeluaran zakat dan membuat laporan akhir periode.
G.
Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan tersebut dapat disimpulkan bahwa
dengan menyajikan laporan zakat untuk publik, pengelola menjadi lebih amanah
dan masyarakat (muzaki) menjadi percaya pada lembaga yang bersangkutan.
Monitoring melekat diserahkan kepada pengelola Yayasan Daruttaqwa yang didukung
oleh tim pengabdian masyarakat. Hasil monitoring menunjukkan terdapatnya
perubahan perilaku setelah adanya pelatihan yaitu mampu menginput data ZIS
dengan benar. Di bidang akuntansi, mereka sudah melakukan pencatatan zakat
dengan baik, dan menyajikan laporan penggunaan ZIS untuk publik. Untuk
menunjang pengelolaan Dana ZIS yang ada tampaknya perlu dikembangkan dengan
menciptakan aplikasi sederhana yang dapat menginput transaksi masukan dan
output laporan penggunaan ZIS untuk publik.
Sumber jurnal: