JellyPages.com

Mei 30, 2014

Analisis Sumber dan Penggunaan




Kertas Kerja Neraca Konsolidasi PT GUDANG GARAM, Tbk dan ANAK PERUSAHAAN
30 Juni 2007 – 30 Juni 2008
(disajikan dalam jutaan rupiah)




Laba Operasi   = {(891.358 + 710.565) + (200.000 + 1.036.485)}
                        = 2.838.408

Kas Deviden   = (891.358 + 710.565)
                        = 1.601.923


Analisis Sumber dan Penggunaan Dana pada PT GUDANG GARAM, Tbk dan ANAK PERUSAHAAN
30 Juni 2007 – 30 Juni 2008
(disajikan dalam jutaan rupiah)



Analisa : Dari Laporan Sumber dan Penggunaan Dana tersebut dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2008 penngunaan dana yang paling menonjol untuk persediaan dan pembayaran kas deviden.

Mei 15, 2014

Review Jurnal 2 : Sumber dan Penggunaan Dana


A. Identitas artikel
1. Judul          :  AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN ORGANISASI PENGELOLA ZAKAT YAYASAN DARUTTAQWA SEMARANG
2. Penulis      : Nikmatuniayah
3. Jurnal        : ISSN 2089-3590
4. Volume      : 3
5. Tahun        : 2012
6. Nomor     : 1
7. Halaman  : 523531

B. Latar belakang
      Zakat berperan sebagai instrumen pemerataan pendapatan dalam mencapai perekonomian berkeadilan. Berdasarkan jumlah umat muslim yang besar zakat infak dan shodaqoh (ZIS) berpotensi memberdayakan ekonomi umat. Namun menurut Hafidudin, dalam hal pengumpulan zakat umat muslim Indonesia yang berjumlah sekitar 183 juta, baru terkumpul sekitar RP 217 miliar (Muhammad, Rifqi (2000). Adnan (2001) menyatakan, bahwa rendahnya tingkat kolektibilitas dana zakat di Indonesia disebabkan oleh dua hal. Pertama, masih rendahnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang zakat. Hal ini terjadi karena lemahnya proses sosialisasi serta proses pendidikan agama yang kurang menekankan akan pentingnya zakat dalam kehidupan bermasyarakat. Kedua, terletak pada aspek kelembagaan zakat. Aspek kelembagaan pengelola zakat ini bersumber dari variabel eksistensi dan profesionalisme organisasi pengelola zakat (OPZ). Pemerintah mengukuhkan bahwa syarat Lembaga Amil Zakat (LAZ) harus memiliki pembukuan yang baik. Pembukuan ini tercermin dalam laporan keuangan yang dibuat oleh organisasi pengelola zakat (OPZ). Sebagai organisasi nir laba, OPZ diharapkan bisa mengadopsi standar yang telah dibuat oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 tentang Pelaporan Keuangan Nir Laba, karena sampai saat ini belum ada standar baru mengenai prosedur pelaporan keuangan OPZ yang dikeluarkan oleh IAI. Melalui sistem akuntansi yang baik akan menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi pemakai laporan keuangan. Dengan menggunakan sistem informasi akuntansi zakat, organisasi pengelola zakat dapat mencatat dan melaporkan arus zakat dengan baik. Berdasarkan rekapan Laporan Zakat Yayasan Daruttaqwa pada akhir tahun 2010 telah diketahui, bahwa penerimaan ZIS telah mengalami kenaikan sebesar 15%. Suatu kenaikan yang luar biasa mengingat kondisi perekonomian nasional yang masih krisis. Pertumbuhan positif tersebut tentunya menumbuhkan kebutuhan masyarakat terhadap akuntabilitas laporan zakat yang dibuat. Berdasarkan tingkat kebutuhan informasi laporan zakat untuk publik sangat besar dirasakan oleh masyarakat, perlu dilakukan transparansi dan akuntabilitas laporan keuangan organisasi pengelola zakat.

C. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana keadaan sumber dan penggunaan dana oleh organisasi pengelola Zakat Yayasan Darutaqwa Semarang.
D. Rumusan masalah
Yayasan Daruttaqwa yang berlokasi di Kota Semarang belum memiliki pengelolaan dana zakat yang baik. Bazis Daruttaqwa Kota Semarang belum didukung dengan sistem akuntansi dan pelaporan zakat untuk publik yang memadai. Berdasarkan survey awal diketahui bahwa yayasan Daruttaqwa belum memiliki SOP dan flowchart yang lengkap. Penyusunan Laporan Keuangan Zakat masih dibuat secara manual. Mengingat kenaikan penerimaan sumber ZIS yang cukup pesat, pengelola membutuhkan suatu sistem informasi akuntansi zakat yang dapat membantu proses penyusunan laporan keuangan zakat untuk publik.



E. Metode penelitian
            Akuntabilitas timbul sebagai konsekuensi logis atas adanya hubungan antara
manjemen (agent) dan pemilik (principal) sehingga muncul hubungan yang dinamis berupa agent-principal relationship. Principal dalam hal ini memberikan kewenangan
penuh pada agent untuk melakukan aktivitas operasi organisasi. Sebagai konsekuensi atas wewenang ini, maka agen harus mempertanggungjawabkan aktivitasnya kepada principal, Gray, Owen dan Mounders (1991;6) mendefinisikan akuntabilitas sebagai the onus requirement or responsibility to provide account (by no means necessarily a financial account) jor reckoning of action of which one is held responsible. Di sini principal dalam konteks pengelolaan keuangan zakat adalah pemberi amanah (muzaki) dan Tuhan. Ini berarti bahwa manajemen pengelola (agent) harus mempertanggungjawabkan atas penggunaan sumber daya kepada kedua pihak di atas. Sistem akuntansi merupakan sekumpulan prosedur yang saling terkait satu sama lain dan membuat sebuah standar yang sama dalam menjalankan tugas organisasi (Mulyadi, 1989; Krimiaji, 2002). Berkaitan dengan prosedur yang merupakan subsistem, diungkapkan adanya kelengkapan dari prosedur berupa flowchart dan alur otorisasi. Prosedur yang diungkapkan dalam penelitian ini biasa disebut juga Standard Operation Procedures (SOP). Flowchart merupakan diagram alur kerja yang memberikan gambaran secara visual bagaimana prosedur dapat dijalankan. Berdasarkan penelitian Rifki, Muhamad (2006) disebutkan bahwa, ”Hanya 37,5% OPZ yang memiliki flowchart walaupun dalam kenyataannya belum semua prosedur yang telah disusun memiliki flowchart yang lengkap.

F. Hasil
            Yayasan Daruttaqwa yang mengelola pondok pesantren telah memiliki
kelembagaan sosial antara lain: panti asuhan, sekolah diniyah (madrasah), pendidikan mulai dari SD (MI), SLTP (MTS), SLTA (MA), SMK dan Perguruan Tinggi (kerja sama dengan Universitas Cendikia Karya Utama Semarang). Untuk memenuhi semua kebutuhan operasi lembaga sosial tersebut Yayasan telah menerima zakat infak dan shodaqoh dari masyarakat. Jumlah rata-rata penerimaan zakat infak dan shodaqoh (ZIS) yang diterima Yayasan Daruttaqwa sekitar Rp. 45.000.000,00 sampai Rp. 50.000.000,00 per tahun. Berdasarkan data santri PP Daruttaqwa 2010 jumlah santri yang tertanggung sebesar 434 orang santri. Dari jumlah seluruh anak santri dan panti tersebar dalam pendidikan sebagai berikut: Sekolah Dasar/MI (23%), MTS (41%), MA (27%), SMK (4%), Perguruan Tinggi (2%), dan Hafalan Qur’an (3%).

 Dokumen dan Catatan Akuntansi Zakat

Dokumen digunakan untuk merekam data tentang aktivitas bisnis. Dengan menggunakan dokumen tersebut, maka pengawasan terhadap pengumpulan data dapat dilakukan antara lain dengan menggunakan nomor dokumen yang telah tercetak secara urut (pre-numbered) di sebelah kanan atas dokumen. Penerimaan ZIS direkam ke dalam bukti penerimaan dan diposting di jurnal penerimaan ZIS. Penjurnalan dibuat untuk setiap transaksi dengan menyebut rekening yang didebit dan dikredit berikut nilai rupiahnya. Selanjutnya buku besar digunakan untuk meringkas data keuangan termasuk saldo terkini untuk setiap individu rekening. Buku besar berisi ikhtisar data untuk setiap jenis aktiva, kewajiban, modal. Pendapatan, dan biaya yang dimiliki oleh sebuah organisasi.

 

Laporan yang dihasilkan

Di Indonesia pelaporan sumber dan penggunaan dana zakat oleh Amil untuk public belum umum. Hanya beberapa badan Amil yang sudah terorganisir yang sudah membuat (seperti Rumah Zakat, BAZIS, Dompet Dhuafa, Pos Keadilan Umat). Berikut bentuk Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat (gambar 3) dan Neraca (gambar 4) yang diupdate dari Budgeting and Accounting For Disaster Recovery Plan, Isgiyarta Jaka dan Fuad (2007).














            Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Zakat

Sistem informasi akuntansi zakat dapat digambarkan melalui data flow diagram (DFD) dan flowchart (bagan alir). Berdasarkan data flow diagram (gambar 5) dapat digambarkan arus data berawal dari muzaki yang membayar zakat dan menerima bukti penerimaan. Selanjutnya oleh pengelola zakat dicatat dan diposting dalam buku penerimaan zakat. Kas yang diterima langsung disetor ke bank syariah yang ditunjuk, kemudian disalurkan ke penerima yang berhak. Setiap bulan pengelola membuat laporan keuangan untuk dipublikasikan kepada publik.


Kemudian bagan alir dokumen (flowchart) menggambarkan prosedur penerimaan ZIS (gambar 6) yang diterima pengelola. Zakat diterima oleh bagian penerimaan dengan membuat bukti kas masuk (BKM), lalu bagian akuntansi mencatat ke dalam jurnal penerimaan zakat dan membuat laporan akhir periode. Pada gambar 7 dapat dilihat prosedur pengeluaran ZIS yang disalurkan ke fakir miskin, amil, muallaf, orang memerdekakan budak, gharimin, fisabilillah, dan ibnu sabil. Zakat dikeluarkan oleh bagian pengeluaran dengan membuat nota pengeluaran. Selanjutnya bagian akuntansi mencatat transaksi tersebut ke dalam jurnal pengeluaran zakat dan membuat laporan akhir periode.


 





































G. Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan menyajikan laporan zakat untuk publik, pengelola menjadi lebih amanah dan masyarakat (muzaki) menjadi percaya pada lembaga yang bersangkutan. Monitoring melekat diserahkan kepada pengelola Yayasan Daruttaqwa yang didukung oleh tim pengabdian masyarakat. Hasil monitoring menunjukkan terdapatnya perubahan perilaku setelah adanya pelatihan yaitu mampu menginput data ZIS dengan benar. Di bidang akuntansi, mereka sudah melakukan pencatatan zakat dengan baik, dan menyajikan laporan penggunaan ZIS untuk publik. Untuk menunjang pengelolaan Dana ZIS yang ada tampaknya perlu dikembangkan dengan menciptakan aplikasi sederhana yang dapat menginput transaksi masukan dan output laporan penggunaan ZIS untuk publik.

Sumber jurnal:

Mei 06, 2014

PENGERTIAN DAN PENGARUH ADANYA HAK KEPEMILIKAN DAN BEBERAPA HAL YANG MENYEBABKAN PERUBAHAN HAK KEPEMILIKAN DAN ADANYA PENGARUH TERHADAP NERACA KONSOLIDASI

 PENGERTIAN DAN PENGARUH ADANYA HAK KEPEMILIKAN  DAN  BEBERAPA HAL YANG MENYEBABKAN PERUBAHAN HAK KEPEMILIKAN DAN ADANYA PENGARUH TERHADAP NERACA KONSOLIDASI   

Penggabungan dan Adanya Hak kepemilikan

   Penggabungan saha merupakan usaha untuk menggabungkan suatu perusahaan satu atau lebih perusahaan untuk kesatuan ekonomi.
    Namun ada fakto-faktor yang harus diperhitungkan disaat memilih dasar yangkan digunakan untuk menentukan berapa besarnya kontribusi masing-masing perusahaan yang melakukan penggabungan usaha :
1. Penggabungan perusahaan dengan mengeluarkan satu jenis modal saham.
2. Penggabungan perusahaan dengan mengeluarkan dua atau lebih jenis modal saham.

      Kepemilikan perusahaan induk pada perusahaan anak akan berubah ketika perusahaan anak menjual saham tambahan atau perusahaan anak menjual sahamnya sendiri. Pengaruh adanya aktivitas-aktivitas tersebut perusahaan induk tergantung pada saat harga saham tambahan dijual dan dapat kembali dibeli.

Hal Yang Merupakan Merubah Hak Kepemilikan dan Pengarunya Terhadap Neraca Konsolidasi
   
   1. Pembelian saham-saham perusahaan anak dilakukan lebih dari satu kali, akan tetapi hak kontrol akan diperoleh sejak saat pembelian saham tahap pertama.
   2. Pembelian saham-saham perusahaan anak dilakukan lebih dari satu kali, akan tetapi hak kontrol akan diperoleh sesudah beberapa tahap pembelian saham.
   3. Pembelian dan penjualan kembali saham-saham perusahaan anak, yang di miliki perusahaan induk.
   4. Emisi saham dan penarikan kembali saham-saham perusahaan anak yang mempengaruhi kepemilikan perusahaan induk.
   5. transaksi-transaksi saham yang ditarik  dari peredaran (treasury stock) perusahaan anak.



Perlakuan Akuntansi Untuk Pembelian Saham Perusahaan Anak Yang Dilakukan Beberapa Kali.

Perusahaan yang memiliki wewenang pada perusahaan lain dikarenakan terus  menambah hak kepemilikannya dengan membeli saham-saham dari perusahaan lain dari pemegang saham. seandainya ini terjadi, maka mengakibatkan bukan hanya pada saldo rekening investasi saham, melainkan juga terhadap rekening laba yang ditahan (LYD)pada buku-buku perusahaan induk.